Minggu, 01 Oktober 2017

METODOLOGI PENELITIAN

TEORI METODOLOGI PENELITIAN
A. Pengertian Metodologi Penelitian
     “Metodologi penelitian” berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi,metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “Penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari,mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.
Tentang istilah “Penelitian” banyak para sarjana yang mengenukakan pendapatnya,
seperti :
a.David H. Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang
pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
b.J. Suprapto MA
Penelitian ialah penyelididkan dari suatu
bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan
untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip
-
prinsip dengan sabar, hati
-
hati serta
sistematis.
c.
Sutrisno Hadi MA
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan m
enguji kebenaran suatu pengetahuan.
d.
Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau
melalui usaha mencari bukti
-
bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang
dilakukan secara hati
-
hati sekali sehing
ga diperoleh pemecahannya.
Dari batasan
-
batasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
metodologi
penelitian
adalah
suatu
cabang
ilmu
pengetahuan
yang
membicarakan/mempersoalkan mengenai cara
-
cara melaksanakan penelitian
sampai
me
nyusun laporannya) berdasarkan fakta
-
fakta atau gejala
-
gejala secara ilmiah.
Lebih luas lagi dapat dikatakan bahwa metodologi penelitian adalah ilmu yang
mempelajari cara
-
cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu
melalui tahapa
n
-
tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta
menganalisis dan menyimpulkan data
-
data, sehingga dapat dipergunakan untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu pengetahuan berdasarkan bimbingan
Tuhan.
Metodologi penel
itian terdiri dari kata metodologi yang berarti ilmu tentang jalan
yang ditempuh untuk memperoleh pemahaman tentang sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sejalan dengan makna penelitian tersebut di atas, penelitian juga dapat
diartikan sebagai usaha/ke
giatan yang mempersyaratkan keseksamaan atau kecermatan
dalam memahami kenyataan sejauh mungkin sebagaimana sasaran itu adanya. Jadi,
metodologi penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai
pemahaman. Jalan tersebut harus ditetapkan s
ecara bertanggung jawab ilmiah dan data yang
dicari untuk membangun/ memperoleh pemahaman harus melalui syarat ketelitian, artinya
harus dipercaya kebenarannya.
B.
Perkembangan Metodologi Penelitian
Ilmu pengetahuan memiliki sifat utama yaitu tersusun secara
sistematik dan runtut
dengan menggunakan metode ilmiah. Karenanya sementara orang menganggap perlunya
memiliki sikap ilmiah untuk menyusun ilmu pengetahuan tersebut atau dengan kata lain
ilmu pengetahuan memiliki tiga sifat utama tersebut, yaitu :
1)
Sikap i
lmiah
2)
Metode ilmiah
3)
Tersusun secara sistematik dan runtut
Sikap ilmiah menuntun orang untuk berpikir dengan sikap tertentu. Dari sikap
tersebut orang dituntun dengan cara tertentu untuk menghasilkan ilmu pengetahuan.
Selanjutnya cara tertentu itu disebut
metode ilmiah. Jadi dengan sikap ilmiah dan metode
ilmiah diharapkan dapat disusun ilmu pengetahuan
dengan sistematik dan runtut.
Periode perkembangan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh Rummel yang
dikutip oleh Prof. Sutrisno Hadi MA digolongka
n sebagai berikut :
a.
Periode Trial and Error
Dalam periode ini diisyaratkan bahwa ilmu pengetahuan masih dalam keadaan
embrional. Dalam periode ini orang menyusun ilmu pengetahuan dengan cara mencoba
-
coba berulang kali sampai dijumpia suatu pemecahan masala
h yang diangap
memuaskan.
b.
Periode Authority and Tradition
Pada periode ini kebenaran ilmu pengetahuan didasarkan atas pendapat para pemimpin
atau penguasa waktu itu. Pendapat
-
pendapat itu dijadikan
ajaran yang harus diikuti
begitu saja oleh rakyat banyak d
an mereka harus menerima bahwa ajaran tersebut benar.
Di samping pendapat para penguasa atau pemimpin, tradisi dalam kehidupan manusia
memang memegang peranan yang sangat penting di masa lampau dan menentang tradisi
merupakan hal yang tabu. Karenanya tradi
si dipercaya sebagai hal yang benar, sehingga
tradisi menguasai cara berpikir dan cara kerja manusia berabad
-
abad lamanya. Sebagai
contoh,sampai pertengahan abad 20, petani Jawa masih memegang tradsisi bahwa
mereka akan segera turun ke aswaah apabila telah
melihat bintang biduk (gubuk
penceng) sebagai pertanda mulai turun hujan.
c.
Periode Speculation and Argumentation
Pada periode ini ajaran atau doktrin para pemimpin atau penguasa serta tradisi yang
bercakal dalam kehidupan masyrakat mulai menggunakan dialek
tika untuk mengadakan
diskusi dalam memecahkan masalah untuk memperoleh kebenaran. Dengan kata lain,
masyarakat mulai membentuk kelompok
-
kelompok spekulasi untuk memperoleh
kebenaran dan menggunakan argumen
-
argumen. Masing
-
masing kelompok membuat
spekulasi
dan argumen yang berbeda dalam memperoleh kebenran. Oleh sebab itu, pada
saat ini orang terlalu mendewakan akal dan kepandaian silat lidahnya, yang kadang
-
kadang dibuat
-
buta supaya tampak masuk akal.
d.
Periode Hypothesis and Experimentation
Pada periode ini
orang mulai mencari rangkaian tata cara untuk mnerangkan suatu
kejadian. Mula
-
mula membuat dugaan
-
dugaan (hipotesis
-
hipotesis), kemudian
mengumpulkan fakta
-
fakta kemudian dianalisis dan diolah, hingga akhirnya ditarik
kesimpulan. Fakta
-
fakta tersebut dipe
roleh dengan eksperimen atau observasi
-
observasi
serta dokumen
-
dokumen.
(
Narbuko, Drs. Cholid dan Drs. H. Abu Achmadi.
2012.
Metodologi Penelitian
. Jakarta :
Bumi Aksara.
)
C.
Desain penelitian
Desain penelitian atau rancangan penelitian pada dasarnya
adalah
strategi untuk
memperoleh data yang diperg
unakan untuk menguji hipotesa meliputi penentuan pemilihan
subjek, dari mana informais atau data kan diperoleh, teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data, prosedur yang ditempuh untuk pengumpulan serta perlakua
n yang
kana diselenggarakan (khusus untuk penelitin eksperimental).
Desain penelitian ditetapkan
dengan mengacu pada hipotesa yang telah dibangun. Pemilihan desain yang tepat sangat
diperlukan untuk menjamin pembuktian hipotesa secara tepat pula.
Dalam bah
asan ini, jenis
-
jenis rancangan penelitian dikelompokkan dengan mengacu pada
Arikunto dalam bukunya “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”.
Pengelompokkan Desain Penelitian
Berdasarkan sudut pandang untuk melakukan penelitian, jenis
-
jenis desain p
enelitian
dikelompokkan sebagai berikut :
1.
Menurut teknik pengambilan sampel
a.
Penelitian terhadap populasi
b.
Penelitian terhadap sampel
c.
Studi kasus
2.
Menurut timbulnya variabel
a.
Penelitian non eksperimental
i.
Penelitian deskriptif
1.
Survei
2.
Studi kasus
3.
Penelitian kaus
al komparatif
a.
Penelitian Retrospektif (Ex post facto)
b.
Penelitian Prospektif
(Cohort)
4.
Penelitian korelasional
ii.
Penelitian historis
iii.
Penelitian filsafat
b.
Penelitian eksperimental
i.
Penelitian pra eksperimental
1.
Pasca tes satu kelompok
2.
Pra tes dan pasca tes satu k
elompok
ii.
Penelitian eksperimental semu (Quasi Experimental Study)
1.
Pasca tes dengan kelompok yang tidak diacak
2.
Pra tes dan pasca tes yang tidak diacak
iii.
Penelitian eksperimental sungguhan
1.
Pasca tes dengan kelompok yang diacak
2.
Pra tes dan pasca tes dengan kelom
pok yang diacak
3.
Desain Solomon
iv.
Penelitian klinik (Clinical Trial)
v.
Riset Operasi (Operations Research)
3.
Menurut model pengembangannya
a.
Penelitian cross sectional
b.
Penelitian longitudinal
Seorang peneliti dapat memilih desain penelitiannya menurut pengelompokk
an
tersebut di atas
, sehingga dapat saja suatu penelitian merupakan gabungan dari beberapa
desain, seperti misalnya, desain penelitian korelasional dengan pendekatan
croos
sectional
pada total populasi; desain penelitian deskriptif kausal komparratif denga
n
pendekatan prospektif dan lain sebagainya.
(Sandjaja, B. dan Albertus Heriyanto. 2006.
Panduan Penelitian
. Jakarta : Prestasi
Pustakaraya.)
Menurut Prof. Sutrisno Hadi MA, jenis
-
jenis penelitian dapat digolongkan sebagai
berikut :
1)
Menurut bidangnya :
Pe
nelitian dapat meliputi misalnya penelitian pendidikan, penelitian pertanian,
penelitian hukum, penelitian ekonomi, penelitian agama
2)
Menurut tempatnya :
Penelitian dapat meliputi misalnya penelitian laboratorium, penelitian perpustakaan
dan penelitian kanc
ah
3)
Menurut pemakaiannya :
Penelitian dapat meliputi : Penelitian murni dan penelitian terapan
4)
Menurut tujuan umumnya :
Penelitian dapat meliputi : Penelitian eksploratif, penelitian developmental dan
penelitian verifikatif
5)
Menurut tarafnya , penelitian dap
at meliputi : penelitian inferensial
6)
Menurut pendekatannya, penelitian dapat meliputi penelitian longitudinal dan
penelitian cross sectional
Di sisi lain Dirjen Pendidikan Tinggi menyebutkan salah satu cara penggolongan
mengenai macam rancangan penelitian
berdasarkan atas sifat
-
sifat masalahnya.
Mendasarkan atas sifat
-
sifat masalah tersebut, rancangan penelitian dapat
digolongkan sebagai berikut :
a.
Penelitian historis
b.
Penelitian deskripitf
c.
Penelitian perkembangan
d.
Penelitian kasus dan penelitian lapangan
e.
Pene
litian korelasional
f.
Penelitian kausal komparatif
g.
Penelitian eksperimental sungguhan
h.
Penelitian eksperimental semu
i.
Penelitian tindakan
D.
Variabel Penelitian
Menurut Y.W Best yang disunting oleh sanpiah Faisal yang disebut variabel
penelitian adalah kondisi
-
k
ondisi atau serenteristik
-
serenteristik yang oleh peneliti
dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian. Sedang Dirjen Dikti
Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang akan menjadi
objek pengamatan penelitian. Dari kedua pengertian tersebut
dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor
-
faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoretisnya dan
kejelasannya ditegaskan
oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoretis suatu penelitian berbeda,
akan berbed pula variabelnya.
Pada dasarnya banyaknya variabelsangat tergantung oleh sederhana atau
runtutnya
penelitian. Semakin sede
rhana rancangan penelitian, maka akan semakin sederhana pula
variabelnya dan sebaliknya. Macam
-
macam variabel adalah sebagai berikut :
1)
Menurut fungsinya variabel dapat dibedakan :
a.
Variabel tergantung
b.
Variabel bebas
c.
Variabel intervening
d.
Variabel moderator
e.
V
ariabel kendali
f.
Variabel rambang
a.
Variabel Tergantung (Dependent Variabel)
Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian
mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas. Menurut fungsiya, variabel
ini dipengaruhi oleh va
riabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang
dipengaruhi atau terpengaruhi.
b.
Variabel bebas (Independent Variabel)
Adalah kondisi
-
kondisi atau karakteristik
-
karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi
dalam rangka untuk menerangkan hubungannya
dengan fenomena yang diobeservasi.
Karena fungsi variabel ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi
mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain.
c.
Variabel intervening
Yaitu variabel yang berfungsi menghubung
kan variabel satu dengan variabel yang lain.
Hubungan
itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh.
d.
Variabel Moderator
Variabel moderator ialah variabel yang karena fungsinya ikutmempengaruhi variabel
tergatung serta memperjelas
hubungan bebas dengan variabel tergantung.
e.
Variabel kendali
Adalah variabel yang membatasi (
sebagai kendali
)
atau mewarna
i
variabel moderator.
Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama
yang
berkaitan
dengan variabel moderator.
f.
Variabel rambang
Yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya terhadap variabel bebas
maupun variabel tergantung hampir tidak diperhatikan.
2)
Menurut datanya, variabel dapat dibedakan berdasarkan data yang diharapkan
terkumpul, karena itu
dapat dibedakan menjadi :
a)
Data nominal yang terkait dengan variabel nominal
b)
Data ordinal yang terkait dengan variabel ordinal
c)
Data interval yangterkait dengan variabel interval
d)
Data rasio yang terkait dengan variabel rasio
Variabel nominal adalah variab
el yang bersifat deskrit dan saling pisah antara
kategori satu dengan yang lain. Contohnya : jenis kelamin, jenis pekerjaan, status
perkawinan dsb.
Variabel ordinal ialah variabel yang disusun berdasarkan tingkat/rangking yang
berurutan.
Variabel interva
l adalah variabel yang dihasilkan dari pengukuran, dimana dalam
pengukuran tersebut diasumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama.
Variabel rsio ialah variabel yang dalam kuantifikasinya hanya mempunyai nol mutlak.
Hubungan antar variabel
Sesungguhnya
yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari
hubungan antara
berbagai variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan
antara dua variabel bebas dan variabel terikat (tergantung).
Merumuskan definisi operasional variabel
Setelah v
ariabel
-
variael diidentifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel
-
variabel tersebut perlu didefiniskan secara operasional (Bridgman
-
1927). Penyusunan ini
perlu diakukan karena definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang
cocok untuk
digunakan.
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat
-
sifat hal yang
didefinisikan yang dapat diamati/diobservasi. Konsep yang dapat diamati merupakan hal
yang sangat penting karena hal yang dapat diamati tersebut membuka kemungkinan
bagi
orang lain, tentunya selain peneliti itu sendiri untuk dapat melakukan hal serupa,
sehingga nantinya apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh
orang lain.
Adapun cara menyusun definisi operasional itu dapat bermacam-macam, yai
tu:
a. Yang menekankan kegiatannya (operation), apa yang perlu dilakukan.
b. Yang menekankan bagaimana kegiatan (operation) itu dilakukan
c. Yang menekankan sifat-sifat statis hal yang didefinisikan
b.
Menentukan derajat atau koefisien konfidensi (keyakinan) yang diinginkan
dalam menentukan penaksiran. Dalam rumus, koefisien konfidensi dinyatakan
dengan simbol z, biasanya dipilih salah satu dari nilai :
1)
0,01 = 1%= tingkat keyakinan 99% sebesar 2,58
2)
0
,05 = 5%= tingkat keyakinan 95% sebesar 1,96
(angka
-
angka tersebut diperoleh dari distribusi normal). Dari angka tersebut
terlihat bahwa koefisien konfidensi 0,01 memerlukan sampel lebih banyak
dibanding dengan koefisien konfidensi 0,05.
c.
Mnetapkan kemungki
nan kekeliruan menarik sampel dalam bentuk prosentase
(yang di dalam rumus dinyatakan dengan simbol b)
. Misal: diterapkan
kemungkinan membuat kekeliruan sebesar 5% maka b= 0,05, sebesar 2% maka b
= 0,02, semakin tinggi nilai b, maka jumlah sampel relatif s
edikit.
d.
Apabila di dalam perhitungan beberapa populasi yang berbeda jumlahnya, tetapi
harus dipergunakan :
1.
Proporsi populasi
2.
Tingkat koefisin konfidensi sama
3.
Perkiraan prosentase kemungkinan membuta kesalahan sama
e.
Rumus sampel minimal
Dimana n = juml
ah sampel minimal
p = proporsi populasi prosentase kelompok pertama
q = proporsi sisa di dalam populasi (1
-
p)
z = derajat koefisien pada 99% atau 95%
e = prosentase perkiraan kemungkinan membuat kesalahan dalam
menentukan ukuran sampel (= b)
Ca
tatan : Rumus tersebut tidak berlaku apabila nilai p(1
-
p) = 0. Cara lain untuk
menghitung jumlah sampel didasarkan pada pendugaan proporsi
populasi. Rumus yang digunakan diformulasikan oleh Yamane (1967)
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = presisi
f.
Winarno Surachmad dalam “dasar dan teknik Research Pengantar Metodologi
Ilmiah”, memberikan pedoman sebagai berikut : apabila populasi cukup
n
≥ p. Q (z/e)
2
atau n
≥ p (1
-
p) (/b)
2
n = N
Nd
2
+ 1
Teknik ini menghendaki pengambilan sampel dengan mendasarkan pada quotum
(di Indonesia = kotum). Peneliti harus terlebih dahulu menetapk
an jumlah subjek
yang akan diselidiki. Subjek
-
subjek populasi harus ditetapkan kriterianya untuk
menetapkan kriteria sampel. Ciri pokok dalam quota sampling adalah bahwa
jumlah subjek yang telah ditetapkan akan terpenuhi.
-
Teknik double sampling
Teknik dou
ble sampling ialah pengambilan sampel yang mengusahakan adanya
sampel kembar. Yang dimaksud sampel kembar yaitu sampel yang diperoleh
misalnya dengan angket (terutama angket yang dikirim melalui pos). Dari cara
itu, ada angket yang kembali dan ada yang tid
ak kembali. Masing
-
masing
kelompok dicatat, kemudian bagi angket yang tidak kembali dipertegas dengan
interview. Jadi, sampling kedua ini berfungsi mengecheck sampling pertama
(yang angketnya kembali).
-
Teknik area probability sampling
Teknik ini menghendak
i cara pengambilan sampel yang mendasarkan pada
pembagian area yang ada pada populasi. Artinya daerah yang ada pada populasi
dibagi
-
bagi menjadi beberapa daerah yang lebih kecil.
-
Teknik cluster sampling
Teknik ini menghendaki adanya kelompok
-
kelompok dalam
pengambilan
sampel berdasarkan atas kelompok
-
kelompok yang ada pada populasi. Jadi,
populasi sengaja dipandang berkelompok
-
kelompok, kemudian kelompok itu
tercermin dalam sampel.
Perlu dicatat bahwa dalam suatu penelitian orang boleh menggunakan
teknik k
ombinasi. Misalnya untuk menentukan subjek penelitian digunakan
teknik area probability sampling, sedang dalam menentukan objeknya digunakan
teknik random. Maka teknik samplingnya menjadi area probability
-
random
sampling.
Sampling Error
Sampling error ial
ah kesalahan pengumpulan data dikarenakan oleh cara pemilihan
sampel
yang
menyebabkan
sampel
yang
terpilih
tidak
dapat
mewakili
populasi.Sedangkan kesalahan yang terjadi bukan karena pemilihan sampel dinamakan
non sampling error.
Sampling error biasanya s
ulit dihindari, tetapi dapat diperkecil dengan penambahan
jumlah sampel.
Sebagai contoh, dilakukan pengumpulan data dengan cara kuesioner yang
dikirim melalui surat. Populasi yang akan diteliti adalah 1 juta dan ditentukan 1.000 yang
dalam data entry, kemudian hasil data entry tadi di cross check. Ada program komputer
yang mampu melaksanakan hal ini.

SUMBER : http://staffnew.uny.ac.id